kalo di DCI, gw pernah liat semacem video dokumenter pendek, tantang "why do DCI?", inti yg gw dapet adalah jelas mereka always striving for perfection, yang kedua adalah how you can be the best version of yourself at the end of the season. yang pertama jelas lah ya maksudnya apa, yang kedua maksudnya apa? buat gw yang kedua jauh lebih penting, yang kedua berhasil yang pertama will automatically lining up together sama yang kedua pasti. yg pertama mungkin tools, yang kedua mungkin berhubungan sama creativity.
sebagai pelatih MBUI, gw selalu berusaha sebisa mungkin menyediakan learning tools, dan provide knowledge about technical and non-technical skills. tapi selain menyediakan tools, harus provide juga ke mereka tentang "what else you can do with this tools?".
di MB lo harus bisa hard skill yang dibutuhkan sesuai dengan section lo, apakah itu triplet roll, accent tap, toss 4, double/triple tounge, slur dll. dan sebagai pelatih, tugas kita adalah gimana caranya bikin anak2 bisa melakukan itu semua? gimana? kenapa? kalo gimana, nah ini yg sering dibilang bahwa ketika lo mengajar/menjelaskan sesuatu, disitulah lo menguji sudah seberapa dalam knowledge lo akan hal itu. semakin dalam, tentunya semakin mudah dan mudah dimengerti penjelasan lo, lo akan lebih mudah mencari cara untuk transfer knowledge itu, lewat media/cara apapun. itu salah satu tugas pelatih, mendevelop/upgrade cara kita menjelaskan sesuatu, dengan memperdalam pengetahuan dasar dari teknik tersebut.
tantangan lain buat gw sebagai pelatih adalah gimana caranya mendevelop skill anak2, baik dalam konteks hard skill ataupun soft skill anak2 tersebut. kenapa harus ada soft skill? soft skill ini berhubungan dengan paragraf kedua yg gw tulis di atas, tepatnya bagian 'best version of yourself' dan 'creativity'. karena pada akhirnya setelah 'lulus' dari fakultas marching band ini, bukan hard skill yang terpenting (kecuali lo emang mau mendalami musik/MB), tapi soft skill. contohnya, gw gak pernah denger cerita dalam interview kerja atau pembuatan CV (misalnya), lo ditanya/mencantumkan semacam 'able to execute 180 BPM triplet rolls for 2 bars', ngga kan? yang jadi modal lo adalah apa usaha yang lo lakukan untuk bisa progress dari point A ke point B, dari yang gabisa main apa2 jadi bisa main triplet roll itu, itu yang terpenting! dari 1 teknik ini aja, sebenernya banyak soft skill yg bisa didapet, antara lain :
- terbiasa untuk mengembangkan analisa yang lebih mendalam. "apa aja yg dibutuhkan untuk bisa triplet roll?"
- dari analisa mendasar itu bisa melakukan self monitoring. gw udah bisa apa? gw masih lemah dimana? butuh perbaikan dimana?
- terbiasa menghubungkan/mencari benang merah dari fakta2 yg ada. penggabungan dari 2 point di atas.
- determined.
- work under pressure. deadline semacem 'september harus udah bisa roll triplet!'.
- paying attention to details. sambil berlatih sambil monitor terus, udah di posisi mana? udah seberapa detail? gimana sound productionnya? gimana pembawaan lo ketika melakukannya?
- creative. kreatif buat gw gak harus berhubungan sama hal2 berbau seni, tapi gimana caranya lo 'memanipulasi' (in a positive way of course) keadaan untuk berbalik mendukung kebutuhan lo. gimana keadaan gak bikin lo menyerah. selalu ada alternatif kalo kreatif.
karena pada akhirnya, semua teknik2 bermain yang diajarkan di MB adalah learning tools to achieve the best version of yourself you can be at the end of the season. gimana caranya mengefektifkan apa yang ada terlebih dahulu. gimana menghilangkan mindset "ya gw emang gabisa, yaudah". yang tadinya fisik lo gak kuat lari, harusnya sebagai mahasiswa, jalan pikiran lo harus lebih luas dari pada anak SMP atau SMA. ga kuat lari? trus mesti apa? seperlu apa sih gw kuat lari? seharusnya sebagai mahasiswa, common sense lo bisa berkata bahwa MB itu aktivitas yang sangat physical...physical demandnya sangat tinggi. harusnya ada pikiran bahwa "oiya kalo kaki gw gak kuat, stamina gw gak kuat, pas bagian display frase E lagu 2, kalo gw kehilangan keseimbangan, gw bisa tersandung dan mempengaruhi yang lain...otot kaki gw mesti kuat nih!".
ya pada akhirnya, soft skill seperti itulah yang penting buat kehidupan lo ke depannya. sebagai pelatih menurut gw, kewajiban gw bukan cuma melatih hard skill mereka, tapi juga dalam hal pembentukan mental dan mindset mereka, mental dan mindset yang positif buat mereka ke depannya. dan gw akui, buat gw untuk mempelajari/menyadari semua ini butuh waktu yang panjang. kalo ngeliat lagi sejak pertama kali gw ngelatih, lu juga inget2 gimana bentuk evolusi gw sebagai pelatih. gimana gw pernah banget melakukan metode dan sistem yang gagal, dan sekarang sedikit banyak ada rasa bersalah sama anak2 yg gw ajar ketika itu, huhuhu. dan setiap tahunnya gw selalu berusaha untuk cari cara yang lebih efektif lagi, dan tahun ini gw mencoba memaksa apa yg gw ajarkan selama ini juga gw lakukan. silly me, dulu2 banyak yang gw ajarkan tapi hanya sebatasa omongan belaka, gak gw lakukan, dan gw akuin gw cukup malu kalo inget2 lagi :(
karena yang kita lakukan ke orang lain itu sedikit banyak bisa mempengaruhi jalan kehidupan orang itu, kita gatau seberapa banyak pengaruhnya, yang terpenting adalah berusaha ngasih yang terbaik yang lo bisa (sesuai kemampuan lo saat itu). jadi pelatih itu artinya gw melayani mereka, kalo gw selalu kasih yang terbaik buat mereka insyaallah mungkin yang terbaik akan datang buat gw juga. in the end, harapan gw sangat sederhana, pengen minimal satuuu aja, ada anak yg pernah gw ajar, beberapa tahun ke depan kalo di udah berkeluarga dan sukses, gw ada andil di dalamnya dalam proses dia menuju sukses, pengen ada nama gw disebut disitu "wah dulu ini alah satunya karena pelatih gw Budi Hartanto, yang ngajarin gw untuk ini itu sampe akhirnya gw bisa sukses". itu membahagiakan banget :)
No comments:
Post a Comment