20 March 2015

aku ingin meracau tapi entah meracau apa. sejak mimpi itu, mimpi yang sangat menguras emosi dan membuat sangat sedih, hanya 2 nama itu yang terpikirkan di kepalaku. mengapa 2 nama itu? entah mengapa aku juga tidak tau. ketika aku seperti kehabisan nafas, bantalku basah, dan mataku panas karena terlalu banyak menangis dari mimpi, secara alami hanya 2 nama itu yang aku pikirkan, hanya 2 nama itu yang ingin segera aku hubungi. apa artinya ini? namu akhirnya setelah kesadaranku terkumpul kembali, kenyataan menyergapku, aku mengurungkan niat. siapa aku? setelah degup jantung kembali normal, setelah mataku pulih, setelah sakit di kepalaku perlahan hilang, dan setelah aku bisa bernafas kembali dengan leluasa, aku tahan diriku, meskipun sebenarnya aku ingin. aku ingin sekali. entah kenapa.

kamu, mengapa kamu memperlakukan aku seperti ini? silahkan saja jika kamu mau berkisah tentang yang lain, berkisah apapun, aku tidak keberatan, kamu tahu aku. akan aku taruh egoku di keranjang sampah demi kamu, kalau itu memang nyaman untukmu. demi tuhan aku tidak keberatan. tapi jangan perlakukan aku layaknya aku seorang terdakwa. apa salahku kepadamu? aku tidak mengerti. mengapa kamu ingin seolah-olah aku enyah sama sekali? aku tidak minta untuk dicari, aku tidak minta kesempatan, aku tidak meminta lebih. tidak usah kamu khawatirkan itu. tapi jangan bersikap seperti aku punya kesalahan yang sangat besar dan aku harus dienyahkan. atau aku memang alpha terhadap kesalahanku? katakan jika demikian.

sungguh, aku hanya takut kehilangan sudut-sudutku. aku pernah ada disana, dan aku tidak ingin kembali ada disana, itu tempat yang bukan untukku dan sangat mengerikan untukku. itu tempat yang bukan habitatku, bukan rumahku. aku tidak ingin menjadi monster lagi, seperti waktu itu. dan kini, aku dihadapkan pada realita yang menggiring aku kembali menuju tempat itu. aku benci dingin itu. aku benci dingin menyergap tanganku. itu bukan aku, sungguh bukan aku, dan itu mengerikan.

kamu sering meniadakan aku, bukan aku yang meniadakan kamu. bukan aku tak ingin. aku hanya...ah banyak kata tidak bisa diucapkan sekarang. suatu saat waktu yang akan menjelaskan kepadamu, dan mungkin kepadaku.

entahlah, ini hanya racauan negatifku saja. tubuhku sedang tidak bekerjasama dengan baik, pikiranku sedang gemar bepergian tanpa izin, hatiku? jangan ditanya. aku ingin mengutip sedikit tulisan seorang teman :

Kemana perginya senyum simpul untukku?
Dimana salam sapa yang dulu terasa merayu?
Masih adakah persediaannya kelak untukku?
Maaf mengganggu
Berbahagialah
Namun jangan lagi menghiraukan panggilan-Nya
Kejarlah
Namun pastikan untuk meraih rumah-Nya
Maaf karena telah membisu
Maaf atas segala rasa rindu yang candu
Terimakasih atas kasihmu
Terimakasih untuk waktumu
Merdhika - Candu
selamat malam, selamat berisitrahat untukmu yang tidak pernah tidak ada dalam pikiranku. semoga besok seluruh organku tidak malas bekerjasama.

No comments:

Post a Comment