18 July 2011

.:{Anak kecil dan bintang laut}:.

Pada suatu sore, seorang pria sedang berjalan-jalan di tepi pantai yang sepi. Lalu di kejauhan dia melihat seorang anak kecil yang bergerak dengan sangat licahnya kesana kemari. Dia melihat anak itu berlari sedikit ke suatu tempat, membungkuk, mengambil sesuatu, pergi ke laut, dan melemparkan benda yang baru di ambilnya ke arah laut. Anak itu terus melakukannya, sesekali ia tampak kelelahan, setelah beristirahat sejenak, anak itu kembali melakukan kegiatannya dengan penuh semangat. Membungkuk, mengambil sesuatu, berlari ke arah air dan melemparkan benda itu ke arah laut. Karena penasaran terhadap apa yang dilakukan anak itu, sang pria kemudian berjalan mendekati anak kecil itu.

Sang pria kemudian bertanya kepada anak itu, "Nak apa yang engkau lakukan sendirian disini? Berlari kesana kemari, apa yang engkau ambil itu?", sang anak kemudian dengan senyum yang sangat lebar menunjukan benda yang dia pegang kepada pria, ternyata seekor bintang laut. "Apa yang kau lakukan dengan bintang laut ini nak?", tanya sang pria. "Aku sedang membantu mereka untuk kembali ke laut pak!" jawab si anak dengan penuh senyuman bahagia. Dan serta merta, pria itu tertawa, sambil tertawa ia berkata "Nak, tahukah engkau bahwa pantai ini sangat panjang, dan lihatlah di sekeliling kita, mungkin ada ribuan bintang laut yang terdampar di pantai ini! Tidak mungkin engkau dapat menyelamatkan hidup semua bintang laut ini, dan tidak mungkin engkau bisa melakukan perubahan terhadap keadaan semua bintang laut disini nak! Janganlah engkau menyia-nyiakan waktumu disini nak!".

Seperti sebelumnya, anak itu hanya tersenyum dengan sopan mendengarkan perkataan pria tersebut dan dia terus melakukan apa yang sebelumnya dia lakukan, memungut bintang laut, dan melemparkannya kembali ke laut. Si pria hanya berdiri terpaku menatap anak kecil tersebut, tersenyum simpul sambil menggelengkan kepalanya. Setelah terlihat kelelahan, si anak kecil menghampiri sang pria, lalu berkata "Pak, jika aku tidak melakukan ini, mereka akan mati. Aku tahu yang aku lakukan tidak akan berdampak banyak, aku sadar aku tidak bisa menolong mereka semua". Setelah berkata itu, si anak memungut seekor bintang laut, menghampiri si pria, dan sambil tersenyum lebar ia menyodorkan bintang laut itu kehadapan sang pria lalu berkata "Aku akan membuat perubahan kecil pada lingkungan ini, sekaligus membuat perubahan besar pada hidup bintang laut ini". Dan anak tersebut melemparkan bintang laut yang sebelumnya dia pegang ke arah laut. Sambil menyentuh lengan pria itu dengan hangat, si anak berkata, "Pak, melakukan kebaikan yang kecil seperti ini memberikan kebahagiaan untukku. Dan sebaliknya, ketika aku tidak melakukan suatu hal yang seharusnya bisa aku lakukan dengan mudah, aku telah menjauhkan kebahagiaanku sendiri. Lagipula, mungkin itu adalah perubahan yang amat sangat kecil bagi kita, namun bagaimana bagi si bintang laut? Aku rasa usahaku adalah perubahan yang sangat besar bagi si bintang laut sendiri, karena dia bisa kembali lagi ke laut dan tetap hidup. Ketika bapak melihatku melakukan ini, aku hanya berharap bapak akan melakukan hal yang sama denganku, dan sepulang dari sini, bapak akan menceritakan yang aku lakukan ke keluarga dan teman-teman bapak, dan kemudian kita bersama-sama membantu menyelamatkan hidup bintang laut yang terdampar".

- kebaikan dan perubahan yang kecil, jika dilakukan dengan contoh, konsistensi dan kesabaran, akan membuahkan kebaikan dan perubahan yang lebih besar -

Are you a teacher or an educator?

are you a teacher?

To teach (v.) :
  1. show or explain how to do something.
  2. encourage someone to accept as a fact or principle.
  3. give information about or instruction in.
  4. cause someone to learn or understand something.
  5. induce by example or punishment to do or not do something.

or, are you an educator?

To educate : illuminate, enlighten, inspire, empower.
Educator : one who gives intellectual, moral and social instruction.
Mentor :  an experienced and trusted advisor.
Guide : a person who advises and shows the way.


"Education makes a people easy to lead, but difficult to drive. Easy to govern, but impossible to enslave"
- Peter Broughan

"Intelligence plus character, that is the goal of true education"
- Martin Luther King

"Education is the kindling of a flame, not the filling of a vessel"
- Socrates

.:{Sepasang bocah dan kerajaan semut}:.

Seorang anak kecil baru saja diberikan pistol mainan, yang menggunakan peluru plastik oleh kedua orang tuanya. Dia sangat senang bermain dengan pistol mainan tersebut. Bersama dengan seorang temannya, dia memutuskan pergi bermain ke hutan kecil di  dekat rumahnya. Disana dia bermain dengan penuh kegembiraan bersama temannya. Mereka menemukan sekelompok pohon besar, dan hampir di setiap pohon itu terdapat gundukan tanah yang tidak lain adalah sarang semut berukuran raksasa. Dan tak lama kemudian mereka mulai menembaki gundukan tanah itu. Mereka menembaki sambil berteriak-teriak kesenangan.

Sementara itu di dalam gundukan tanah tersebut, terjadi kekacauan yang luar biasa. Banyak tentara semut mati, karena terkena peluru plastik dari pistol mainan si anak kecil. Ada juga yang mati karena teritmbun tanah ketika gundukan tanah perlahan roboh karena hancur sedikit demi sedikit akibat ulah kedua anak kecil tersebut dengan pistol mainannya.

Tak lama, seekor semut keluar dari gundukan tanah tersebut dalam keadaan sekarat. Dan dalam keadaan sekarat itu, sang semut berkata dengan lirih kepada kedua anak tersebut, "Nak, tolong hentikan permainan konyol kalian tersebut, disini kami mati karena ulah kalian, dan kerajaan kami hancur berantakan".

- sesuatu yang menyenangkan bagi kita, bisa saja merupakan penderitaan bagi orang lain -

17 July 2011

.:{Sang penulis dan sang nyamuk}:.

Seorang penulis baru saja menyewa apartemen baru, karena di rumahnya yang lama dia tidak bisa mendapatkan ketenangan dalam mengerjakan pekerjaannya. Pada malam pertama dia pindah ke apartemen tersebut dia langsung menggunakan waktunya yang berharga untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Belum lama dia duduk di kursinya yang nyaman, seekor nyamuk mulai mengganggunya. Bunyinya berisik dan mengganggu. Kulitnya dibuat gatal-gatal akibat gigitan nyamuk tersebut. Dalam 3 malam pertama, sang penulis berusaha untuk mengabaikan gangguan tersebut, karena dia harus berkonsentrasi pada pekerjaannya. 

Akhirnya, sang penulis tak lagi mampu menahan amarahnya. Dia mencoba menyusun strategi yang cermat untuk membunuh sang nyamuk. Dan ketika malam telah tiba, sang penulis berpura-pura berbaring di sofanya dan memejamkan mata. Datanglah sang nyamuk yang sangat lapar malam itu, untuk menghisap darah sang penulis. Sang penulis pura-pura tertidur pulas ketika nyamuk itu hinggap di tubuh, lengan, dan kakinya. Dan ketika sang nyamuk hinggap di pipinya, dengan kecepatan tangan yang luar biasa yang bahan bakarnya adalah dendam, sang penulis melayangkan tamparan ke pipinya sendiri.

Tepat sasaran. Sang nyamuk mati. Tubuhnya hancur karena tamparan sang penulis. Pipi sang penulis merah akibat tamparan dirinya sendiri dan kini pipinya kotor oleh noda darah sang nyamuk yang mati.


- dendam sekecil apapun, terhadap siapapun, pada akhirnya akan merugikan dan menodai sang pendendam itu sendiri -

15 July 2011

Fish don't know they're in water

Fish don't know they're in water.
If you tried to explain it, they'd say, “Water? What's water?”
They're so surrounded by it, that it's impossible to see.
They can't see it until they get outside of it.
This is how I feel about culture.
We're so surrounded by people who think like us, that it's impossible to see that what we think are universal truths are just our local culture.

We can't see it until we get outside of it.