2007 – “Trip To Childhood Memories”
Tahun keempat. Dan tahun pertama sebagai pelatih battery, serta di percaya untuk mengaransemen battery di lagu 1. Awal proyek diawali dengan ketertarikan dan semangat yang sangat tinggi, karena di percaya menjadi pelatih. Dan ini pertama kalinya gw merasakan mendapatkan gaji bulanan dari MBUI. Sepanjang proyek merasa senang karena merasakan mendapatkan banyak ilmu baru dari para teman-teman pemberi materi dan pelatih. Tahun ini pula gw dipercaya untuk menjadi FC MBUI di GPMB bersama Dittot sebagai BF-nya. Kalau di ingat-ingat lagi, sepertinya mulai tahun ini gw baru benar2 ngerti yang namanya kerjasama tim itu seperti apa, mengapa membantu orang lain untuk berkembang menjadi sangat penting, mulai sedikit mengerti tentang kepengurusan, dan bagaimana bekerja sama dengan orang lain. Dan tahun ini, gw benar2 merasa seperti gelas kosong. Gelas yang selalu siap untuk diisi berbagai macam ilmu, untuk kemudian diminum dan dicerna lebih lanjut. Gw merasa belum memiliki kemampuan yang cukup untuk menjadi pelatih, oleh karena itu gw memposisikan diri gw sebagai ‘orang bodoh’ yang tidak mengerti apa2. Tapi justru saat itulah, di akhir proyek gw merasakan mendapatkan banyak sekali ilmu yang sangat berharga. Dan alhamdulillah tahun ini perkusi mendapatkan peringkat pertama, dan MBUI mendapat peringkat ke 4 di GPMB. Hal2 yang paling gw inget tahun ini antara lain, Pagelaran Daun Kering di awal tahun, dipercayanya gw jadi FC, pelatih sekaligus mengaransemen 1 lagu. Dan tentunya sensasi menjadi FC memimpin 100an pasukan di GPMB.
2008 – “Teransepot”
Tahun kelima. jujur gw akui, gw memulai tahun ini dengan banyak ambisi, dan mulai ada kesombongan, entah terlihat atau tidak. Secara jujur, gw cukup ‘membusungkan dada’ ketika ditanya apa yang udah gw lakukan untuk MBUI. Saat itu (dengan cerobohnya) gw merasa gw cukup ‘berjasa’ di MBUI, karena 2 kali terlibat ketika perkusi mendapat peringkat pertama, pernah menjadi FC, dan di tahun ini di percaya untuk mengaransemen 3 lagu (2,3,4) dan menjadi pelatih perkusi (battery dan pit). Gw inget beberapa kali bilang ke anak2 perkusi, bahwa gw ga mau banget sekali lagi dikalahin sama salah satu band, karena merasa gw (dan MBUI) adalah band yang cerdas, jangan mau kalah gitu aja. Yeah, chauvinisme dimulai disini. Buruk sekali kalau diingat. Intinya dalam tahun ini, kalau diingat lagi sekarang, adalah puncak kesombongan gw (sepertinya), selama tahun ini, gw merasa gw sudah mempunyai banyak ilmu, gw bisa ngerjain semuanya dengan semua kemampuan yang gw punya, gw ga mau dikalahin sama band lain. Tahun ini sangat dipenuhi obsesi buta dalam diri gw. Mungkin karena dari tahun sebelumnya gw merasa, “gila, tahun pertama aja kemarin, pertama kalinya gw menjadi pelatih perkusi, gw bisa bikin perkusi jadi juara 1!”. Astaga, bahkan sekarang pas inget2 dan nulis lagi, rasanya malu banget banget banget, gila ya gw bisa punya pikiran ‘sekotor’ itu! Terlalu naif, buta dan terlalu berpikiran sempit. Karena yang gw pikirkan adalah gimana caranya menang (lagi, perkusinya). Gw tidak memikirkan gimana caranya gw bisa ngedidik anak2 gw dengan cara yang benar, ego gw sangat tinggi tahun ini, ego sebagai pelatih tepatnya. Satu kata, jangan pernah dicontoh dan dilakuin lagi ya bud! Hal yang paling gw inget dari tahun ini adalah justru ‘keburukan’ gw sendiri, dimana mata dan telinga gw ‘tertutup’ karena kepercayaan diri gw yang berlebihan. Astagfirullah. Dan alhamdulillah, tahun ini MBUI berada di peringkat ke 4, dan perkusi justru mengalami penurunan ke peringkat ke 5. Sebuah tamparan yang cukup keras untuk gw pribadi, namun nampaknya belum cukup juga untuk membuat gw sadar.
2009 – “Dancing In Jazz”
Tahun keenam. Alhamdulillah tahun ini gw kembali dilibatkan menjadi pelatih dan pemberi materi (lagu 1,2,4). Tahun ini gw awali dengan cukup berhati-hati, namun tampaknya ‘jiwa sombong’nya belum cukup menghilang. Lebih berhati-hati karena di tahun sebelumnya mendapat ‘tamparan’ yang cukup keras. Namun gw bisa dibilang masih mempunyai kepercayaan diri yang cukup besar. Dan (nampaknya) masih kepercayaan diri yang buta. Kalau di ingat2, pekerjaan gw sebagai pelatih masi tidak sistematis juga, masi suka kehilangan arah. Dan sebagai arranger, gw kurang banyak bertanya dan mencari input sebanyak-banyaknya. Tidak banyak yang bisa gw inget dari proyek ini (entah kenapa), justru yang paling nempel di ingatan gw, ini salah satu proyek yang sangat melelahkan, baik fisik, mental, maupun pikiran. Gw mengalami banyak hal, dan mulai mau belajar banyak hal, dibanding tahun sebelumnya. Namun tampaknya sifat gw yang masih ‘menutup mata dan telinga’ masih ada di tahun ini. Dan tahun ini di akhiri dengan, alhamdulillah MBUI berada di peringkat 6 GPMB, dan perkusi alhamdulillah bisa naik pencapaiannya ke peringkat 3.
No comments:
Post a Comment