20 January 2013

Home

Everybody need history
Benarkah demikian? Sejarah yang seperti apa? Lalu kenapa judulnya 'Home' dan saya memasukkan quote yang berhubungan dengan sejarah? Apa hubungannya?

Beberapa kawan saya ada yang hobi jadi 'kutu-loncat'. Hobi pindah dari pekerjaan satu ke pekerjaan lain, dari kegiatan satu ke kegiatan lain, dari satu organisasi ke organisasi lain, dari hobi satu ke hobi lain, dari interest satu ke interest lain. Kira-kira kenapa ya banyak orang yang gemar seperti itu?

Saya begitu tergelitik ketika membaca The Geography of Bliss dari Eric Weiner. Inti dari buku ini adalah, Eric Weiner 'menyelidiki' tentang kebahagiaan, dengan cara mengunjungi beberapa negara di dunia, dan mencari tahu apakah arti kebahagiaan untuk negara tersebut? Apa definisi kebahagiaan menurut penduduk di negara itu? Saya tergelitik ketika Eric sampai di Qatar. Sebelumnya dia telah 'belajar' hidup sederhana dan mengalami/mempelajari kebahagiaan dengan cara yang 'aneh' di Bhutan, sebuah negara terpencil di pegunungan Himalaya. Dan di bab berikutnya ketika dia sampai di Qatar yang penuh dengan modernitas, dia malah merasa sedikit hampa.

Mengutip sedikit kata-kata Eric Weiner di bab Qatar, mengenai orang-orang yang sering 'nomaden', yang dalam fantasinya seperti orang-orang yang sering bepergian dan mampir di bandara-bandara yang bagus dan mewah di seluruh dunia, tapi sepertinya kurang bahagia :
Mereka selalu datang, tetapi tidak pernah tiba
Ya saya setuju, se-nomaden (baik secara eksplisit maupun implisit) apapun seorang manusia mereka tetap membutuhkan perasaan memiliki rumah. Dan untuk saya pribadi, salah satu unsur dari yang kita sebut dengan rumah adalah : sejarah.

Ah mungkinkah itu yang terjadi kepada kawan-kawan saya dan orang-orang yang hobi untuk jadi 'kutu-loncat' dari satu hal ke hal lain? Bukan, bukan seberapa lama dia berada di satu hal itu, tapi seberapa banyak sejarah yang dia cetak disitu, seberapa dalam proses yang dia jalanin di hal itu, dan seberapa banyak dan dalam makna yang dia panen di hal itu. Ya kita semua ingin mempunyai makna yang dalam bukan dalam apapun yang kita jalani? Ketika kita bisa merasakan sebuah makna dari proses, biasanya saat itulah kita sedang mencetak sejarah dalam hidup kita. Dan kenapa sejarah menjadi penting? Buat saya, sejarah saya adalah jati diri saya.

Nomaden, dari satu ke yang lain. Seperti film The Terminal mungkin, tapi tidak menetap di satu bandara. Seorang traveler yang hanya 'hobi' transit dari satu bandara bagus dan modern ke bandara lainnya. Hanya sebatas transit saja. Semakin lama dia melakukan perjalanan tipe 'kutu-loncat' itu, semakin galau mungkin dia. Karena semakin lama, walupun dia pergi ke banyak negara...dia tidak benar-benar menuliskan memori secara dalam di tempat itu. Mungkin semakin banyak tempat transitnya, semakin resah pula ia, karena tak kunjung menemukan rumah, tempat mereka mengukir sejarah dan memori disana.
Ada beberapa kawan yang sepertinya mau pergi kemanapun, pada akhirnya mereka harus kembali ke tempat asal. Kembali ke rumah. Kembali ke tempat tempat tersebut memiliki sejarah yang dalam untuk mereka. Kembali ke tempat dahulu mereka membentuk jati diri mereka.

Ada ruang dan waktu, kita tidak bisa mengembalikan waktu, tapi kita mungkin kembali ke ruang. Kembali ke tempat dimana pertama kali kita berkelahi, ke tempat pertama kali kita menyatakan perasaan ke kawan kita, ke tempat kita merasa sedih...ke tempat dimana kita pernah mempunya sebuah ikatan emosional, tempat bersejarah untuk kita. Kadang, jika kita mengetahui kita tidak dapat 'menggenggam' waktu, ditambah dengan perubahan 'ruang' yang berarti buat kita, kita serasa lebih gamang, lebih emosional mungkin...dulu saya merasa sangat tersakiti di kantin sekolah saya, kini kantin tersebut berganti menjadi lapangan...ah, kesal sekali mungkin rasanya, sudah tidak bisa mengembalikan waktu, ditambah kita tidak dapat sepenuhnya kembali ke ruang yang sama...

Sejarah layaknya pondasi. Semakin berkualitas dan lama waktu kita di hal/tempat tersebut, rasanya seperti punya pondasi 5 lantai ke bawah...home is where we feel we stand on a firm ground. Dan bandara tempat transit itu mungkin seperti berdiri di antara bangunan mewah, tetapi terbuat dari plastik dan kardus yang ringkih.
At some point I think we should really really search for our real home, where we can value our life, where we can make history, where we shape our true self. I'm afraid if we're just doing some random 'travel-transit' stuff all the time, we lost our energy, we got exhausted, we got overwhelmed by many many random things we thought our real home. And the worst of all, we end up living in a such a 'random' place. We thought that place is our real home...but maybe we're wrong...

No comments:

Post a Comment