12 April 2012

hipster...

beberapa hari lalu ada seorang kawan berkicau :

@fandiaditya : Saya suka musik bagus, tidak peduli mainstream atau tidak. Faktanya adalah musik yang bagus umumnya tidak mainstream. ?

dan gw sangat gatel untuk komen/reply. perbincangan pendek dilanjutkan di DM. pada intinya kami membicarakan, dan (secara tidak langsung) kami agak muak dengan orang yang meng-indie-kan dirinya dengan sengaja. pada orang2 yang sering berkomentar bahwa, musik indie itu bagus. duh!

kami sepakat bahwa, banyak musik 'unheard' yang sebenarnya sangat bagus, tapi emang gak dipublikasikan secara besar2an. di perbincangan di DM, kami sependapat bahwa, musik mainstream tidak selalu jelek, dan musik indie tidak selalu bagus. sayangnya, sering terjadi salah kaprah terhadap musik indie itu sendiri, terutama di Indonesia. fandi bilang, dia tau dan kenal selera musik saya seperti apa, lebih tepatnya, yang bunyinya seperti apa. dan dia bilang kemungkinan kami berdua ini bisa dikatakan sebagai Hipster.

hmmm, sebentar...gw sendiri agak ragu dengan pegertian gw tentang hipster sendiri. coba iseng liat Urban Dictionary ternyata definisinya sangat banyak. berhubung gw males liat semua page, jadi gw ambil 2 definisi pertama, yang uniknya, berlawanan satu sama lainnya :
  1. Hipsters are a subculture of men and women typically in their 20's and 30's that value independent thinking, counter-culture, progressive politics, an appreciation of art and indie-rock, creativity, intelligence, and witty banter. The greatest concentrations of hipsters can be found living in the Williamsburg, Wicker Park, and Mission District neighborhoods of major cosmopolitan centers such as New York, Chicago, and San Francisco respectively. Although "hipsterism" is really a state of mind,it is also often intertwined with distinct fashion sensibilities. Hipsters reject the culturally-ignorant attitudes of mainstream consumers, and are often be seen wearing vintage and thrift store inspired fashions, tight-fitting jeans, old-school sneakers, and sometimes thick rimmed glasses.
  2. Too mainstream. <--- singkat padat jelas! :D
Gw gak tau gw lebih cocok masuk nomer 1 atau nomer 2. karena gw sendiri selain gak terlalu perduli, juga gak terlalu ngerti sebenernya. sebelum liat definisinya, definisi gw sendiri sebenernya lebih condong ke nomer 2. tapi mungkin yang dimaksud fandi adalah, bahwa kami termasuk golongan nomer 1. benarkah? haha, ngga tau juga. tapi kalo dari no 1, 2 kata yg paling cocok adalah counter culture, ini kayaknya bawaan jaman muda dulu deh. pas gw getol2nya doyan punk dan variannya, hardcore, straight edge. gw dengerin musiknya, gw pelajarin sejarahnya...dan secara gak sadar, gw sebegitu terpengaruhnya sama musik2 yg gw denger dulu.

mmm, gw lupa mau nulis apa... :D okay, intinya kami berbincang bahwa, sekarang ini, banyak pemuda pemudi (ahay) yang meng-hipster-kan dirinya (hipster no 1 dan no 2). 

kalo yang no 1, dari musik, ini judgement cetek banget sih, tapi entahlah...banyak temen2 gw di FB, terutama yang 'modis', 'gaya-lu-asik-banget-sih', dan 'pake-kafiyeh-sebagai-syal-padahal-panas-terik' nge-like-in musisi non-mainstream (i.e. mmm, apa ya? foster the people? Architecture In Helsinki? band2 yg awalannya pake 'The' dan diikuti satu kata berikutnya? non-rihanna, non-adele, non-Jay Z etc?) yang setelah gw tanya, oh ternyata dia cuma punya 1 atau 2 lagu...dan gak begitu tau tentang musiknya. atau ada juga yang nulis di blognya :

"gw lagi suka sama band anu, inu, unu, enu, dan onu...musik2 mereka absurd dan psychedelic dan absurd. hidup gw juga ikutan jadi absurd dan psychedelic"

well, pada kenyataannya, yg gw kenal, beberapa orang ini sebenernya 'biasa' aja...lu gak absurd, lu normal...elu sering dengerin musik2 yg bukan keluaran Sony Music atau Universal, dengerin lagi hujan2 sambil mikir...itu gak bikin lu jadi lebih luar biasa dari orang lain, gak bikin lu jadi extraordinary... dan saat nulis ini gw merasa menulis tentang diri gw sendiri, shitmen!

dulu gw kaya gini...sekarang mungkin masih...

kalo di sekitar gw, kebanyakan sih hipster jadi2an kayaknya...ini sekedar iseng aja, menangkap fenomena per-hipsteran di sekeliling gw...kalo di rangkum, mungkin bisa kaya gini :
  • bermodal iPhone atau HP (atau kamera lomo), dia sengaja foto dirinya. muka di tutupin tangan, yg keliatan cuma mata yg membelalak, poni diturunin mata gak keliatan, bibir dimonyongin...cekrek! foto jadi, edit2 pake instagram, atau software/apps photo editor instan yg bisa nyampur efek sephia, lomo, over saturated, dll...upload. banyak yg nge-like. dibilang artistik. jaman sekarang gampang yak kalo mau dibilang "anjist, elu anaknya nyeni banget gitu sob!". padahal mah, kalo diperhatiin lagi, kalo efek dan warna2 dramatis itu diilangin, dilihat foto aslinya mah, secara artistik, komposisinya acakadul...beda lah, sama orang2 yang bener2 bisa moto. gak perlu efek2an, hasil jepretan murni, udah bener2 bikin merinding fotonya.
  • yang awal gw sebutin tadi. punya single Arcade Fire, 2-3 lagu, pake baju Arcade Fire. Sering muter Creep-nya Radiohead, trus bilang2 bahwa dia orang yang absurd dan unik. Band2 garage rock dari bandung yang doyan mabok dibilang asik. Doyan Seringai, tapi gak tau Puppen.
  • StandUp Comedy. baru berapa bulan tau SUC, ngaku2 orang pinter, karena menurut dia, cuma orang pinter yg bisa menikmati SUC padahal dia gak minum tolak angin 
Banyak sih orang Indonesia yang latah...

dan sekarang gw makin bingung, ini gw sebenernya mau nulis apa sih? :))

lucu deh, sekarang banyak yg kenal dan make istilh mainstream dan indie...katanya 22nya sebenernya berlawanan. tapi lucunya, kalo gw lihat, 22nya sekarang tuh sama aja. terutama disini...dari 2 definisi hipster di atas, 22nya banyak di Inodnesia. golongan 1, suka memproklamirkan bahwa dirinya berbeda. golongan 2, suka ngikut2. sebenernya 22nya suka ngikut2 sih. 




don't know what i really wanna talk about :))
but in the end...

both mainstream and anti-mainstream are mainstream

1 comment:

  1. hahahaaa... :D suka sama definisi kamu. nyeleneh sih. tapi asik.. :)

    ReplyDelete