kapan terakhir kali kamu jalan bersama-sama melewati daerah pepohonan rimbun dengan tanah yang basah, daun kering berguguran, aroma hutan sehabis hujan yang begitu segar?
sambil berjalan, sambil bercanda, riuh rendah tawa, semua saling berinteraksi, tidak ada yang sibuk dengan dunianya sendiri...lalu kalian melihat ke atas, dan kalian bisa melihat serpihan-serpihan cahaya matahari berusaha menembus rimbunnya daun-daun...
nampaknya saya sudah lama tidak melakukan hal-hal seperti itu...
mungkin bukan hanya saya, tapi kita...kita sibuk...kita terlalu sibuk...
atau mungkin kita berpura-pura sibuk?
setiap menit kita disibukkan dengan handphone yang berdering...entah itu pesan singkat, BBM, IM, notifikasi twitter/facebook...
seorang teman menulis sesuatu di wall kita...
seorang teman mengirim link video ke wall kita...
seorang teman me-like status kita...
seorang teman melakukan observasi remeh mengenai lingkungannya...
seorang teman mempublikasikan bahwa dia sedang malas...
dan kita harus...kita merasa harus...untuk segera membalasnya...
untuk segera berinteraksi secara tidak nyata...
untuk segera memberikan komentar balasan...
untuk menambah beban yang sebenarnya kadang tidak perlu kita lakukan...
kadang semuanya tampak seperti sebuah omong kosong belaka...kadang nampak hanya seperti sandiwara...
pernahkah kamu benar-benar muak ketika wajah seseorang yang kamu sayangi dan kamu hargai digantikan hanya dengan :) :)) :D :( :(( ??
saya pernah...bahkan sering...
di saat kamu rindu dengan seseorang, melihat gambar :) tidaklah sama nikmatnya dengan menyentuh kulitnya langsung...
di saat kamu marah dengan seorang yang kamu sayang, memberi gambar >:( tidak akan pernah sama nikmatnya dengan mencubitnya keras-keras...
berapa jam dalam sehari waktu kita dihabiskan untuk mencuci otak kita dengan suguhan-suguhan tidak penting?
artis A mengenakan gaun rancangan B ke pesta pernikahan. artis K putus dengan artis N...
seberapa pentingnya berita seperti itu? seberapa perlunya kita menyimak berita seperti itu?
pakai produk A untuk mencegah penuaan...
kenapa tidak membiarkan saja orang yang kita sayangi menjadi tua? supaya kita lebih menghargai sisa waktu yang akan kita habiskan bersama dia...
dengan produk A, dan diet ketat, anda akan menurunkan X kg, fantastis!
kenapa tidak membiarkan saja orang yang kita sayangi sehat secara alami? toh kalaupun berat badannya bertambah 2 kg apakah rasa sayang anda berkurang sebanyak 2%?
kebahagiaan yang nyata terletak di dalam individu di sekitar kita...
namun sering kita menggadaikan kebahagian yang nyata itu dengan kebahagian semu seperti halnya sibuk membalas notifikasi yang penting...ralat, yang kita rasa penting...padahal ada seorang teman di depan kita menunggu kita untuk menatap wajahnya dan menunggu kita melemparkan sedikit senyum tulus kepadanya...
seorang teman datang dari jauh, dan ketika kita duduk di dekatnya, kita malah sibuk memberi komentar remeh seperti "wah mau dooong ditraktir!" pada orang lain yang sudah punya banyak badge di Foursquare dan sedang check-in di sebuah restoran terkenal...
lucunya jaman sekarang ini...social network malah membuat manusia semakin anti-social...
semua orang sibuk...dan kadang sibuk oleh hal-hal remeh...hal-hal yang kurang manusiawi...
saya kangen main petak umpet, kuda tomplok, tak jongkok, lompat tali, adu lari, dan lainnya...lelah, bercanda bersama teman, mencubit lengan teman kita denga penuh keisengan...
saya bosan melihat anak kelas 5 SD menghabiskan uang jajannya bermain tembak-tembakan di warnet, membeli voucher ratusan ribu rupiah demi mendapat senjata tercanggih untuk membunuh orang lain, mengeluarkan kata-kata makian yang tidak pantas untuk anak seumurannya...sambil menyelipkan sebatang rokok di bibirnya yang mungil...
saya kangen melihat orang yang tulus berteman dengan yang lain...
saya bosan melihat orang yang berteman hanya karena persamaannya...dan menihilkan perbedaannya...
saya kangen melihat remaja yang mengantarkan orang tuanya, berjalan bersama sambil merangkul pundak ibunya...
saya bosan melihat remaja yang berjalan di sebelah ibunya tetapi dia menyibukan diri membalas komen dari status yang dia publikasikan beberapa menit yang lalu, yang berisi "lagi nganter nyokap (I'm at blablabla restaurant via Foursquare)"
saya rindu hunting pada malam hari, memfoto tukang sampah yang sedang bekerja...membeli rokok dan minum di warung lalu duduk santai ngobrol dengan sang tukang sampah...
saya rindu menunggu bis di halte yang panas, sambil berbagi obrolan dengan bocah pedagang asongan...
saya rindu makan malam yang damai dengan kedua orang tua saya...penuh dengan canda tawa...sesekali mendengar bapak saya melontarkan gurauan kepada ibu saya, dan kemudian tertawa dengan mulut yang masih penuh makanan...
saya rindu tertawa lepas bersama teman-teman baik saya di akhir minggu, tertawa hingga larut malam...tidak terlalu memperdulikan HP saya yang sudah lowbatt, dan membuat saya kehilangan waktu saya yang berharga bersama teman-teman saya karena sibuk mencari charger dan colokan yang kosong...
saya rindu tingkah konyol kami dulu, ketika kami menyukai seorang gadis dan kami benar-benar berkeliling mengikuti dia untuk mengetahui kegiatan dia...stalking secara alami...bukan stalking yang dihalangi selembar kaca...
saya rindu menonton musik live yang berkualitas bersama teman-teman saya di hari minggu...merasakan energi dari penonton lain yang ada di mosh pit...pulang dengan hidung berdarah terkena tendangan penonton lain, baju basah berkeringat...jalan kaki bersama-sama beberapa kilometer karena kehabisan uang untuk ongkos...
saya rindu kamu...ya kamu...kamu yang wajah konyolnya sering saya bilang mirip dengan autotext di BB...rindu mendengarkan tawa kamu yang renyah dan lepas...rindu gigitan kamu di lengan saya...
kosongkan pikiran kita sejenak...matikan iTunes...pernahkan anda mencoba mendengar...suara langit itu seperti apa?
pernahkah anda mencoba mencium bau gang kosong yang sepi di malam hari?
pernahkah anda begitu menikmati menggenggam pasir dengan erat dan merasakan sensasi ketika butiran-butirannya jatuh lewat sela-sela jari anda?
pernahkan anda sengaja mencari daun kering yang gugur dan sengaja melompat-lopat di atasnya mencoba membuat irama musik dari bunyi retakan daun yang kering?
pernahkah anda sengaja berjalan mengikuti pola lantai yang ada? seperti jalan biasa di dalam kotak konblok di lantai, setelah 3 langkah biasa, anda harus melompati 2 kotak konblok di lantai...
pernahkah anda mencoba membuat gambar wajah anda dari butiran nasi sisa makanan anda? dan membuat rambut anda dari lalapan yang tidak anda makan...
pernahkah anda menjilat batang pohon berembun, dengan butiran-butiran besar air yang masih menempel?
pernahkah anda mencoba membuat gumpalan sebesar mungkin dari serpihan bibir pecah-pecah anda?
saya pernah dan kadang masih melakukan itu semua...
mungkin anda akan mencibir, "ngapain sih lo?"
tentu...di jaman sekarang yang penuh dengan kata-kata harus...hal-hal tersebut mungkin sangatlah membuat dahi kita berkerut...karena itu semua membuang waktu kita dengan percuma. karena kita harus membalas begitu banyak notifikasi yang masuk ke blackberry atau iPhone kita. karena kita begitu sibuk...
sibuk apa? sibuk mengejar apa? entahlah...hanya kita sediri saja yang tahu...
tinggalkan sejenak smartphone yang kadang membuat anda menjadi dumb-people...
tinggalkan sejenak smartphone ramping yang membuat penggunanya menjadi tidak ramping...
saya yakin, meninggalkannya sejenak tidak akan membuat kita celaka...
tinggalkan sejenak, matikan televisi pembohong kita, perhatikan sekitar kita...berinteraksilah secara nyata dengan sahabat-sahabat kita, berikan sedikit senyuman, sentuhlah kulitnya, usap rambut orang-orang yang kita sayangi...perhatikan daun-daun, rasakan angin yang menerpa wajah anda ketika berjalan, dengarkan suara musik dari langit malam...
sempatkanlah...seimbangkanlah...berhentilah 'berdzikir' dengan smartphone anda...tinggalkan sementara omong kosong yang menyibukan anda...
itulah keindahan yang nyata
tulisannya bagus. ijin copas ya. biar orang - orang pada sadar.
ReplyDelete