05 February 2011

#2b Inner Voices

#2a Inner Voice

Pernah ga sih ngerasa kadang kalau lagi sendirian, tiba2 kita denger suara di kepala kita? Kaya suara yang mengajak atau melarang atau memerintah kita untuk melakukan sesuatu? Lebih tepatnya suara yang 'mengajak' kita berdialog?
Kalau pernah (dan pasti pernah) mungkin itu yang namanya 'inner-voice'. Gw dapet definisi ini dari internet. Kebanyakan blog2 psikologi. Kalo secara definisi, mungkin lebih enak kalo nyari sendiri di internet kali ya biar lebih jelas langsung dari ahli2nya. Disitu juga dijelasin secara jelas tentang bagaimana si inner voice itu bisa terbentuk. Gw sendiri ga mau ngomongin tentang si inner voice ini secara 'ilmiah', tapi lebih ke share pengalaman gw sehari-hari.
Gw sendiri sampai sekarang termasuk orang yang sering 'berdialog' dengan diri gw sendiri, berdialog dengan si 'aku' di dalam tubuh gw (you can call me weird or something, i can take it, i'm already used to it, i'll take it as a compliment, ha!). kadang dialog yang gw lakukan baik2, atau ga jarang juga gw berselisih pendapat dengan si 'aku' ini. Kadang dia suka menyebalkan, kadang dia sangat negatif, kadang dia sangat positif. Baik terhadap diri gw sendiri, atau terhadap lingkungan gw, seperti yang dibilang di blog2 psikologi itu.
Beberapa pengalaman 'dialog' dengan si 'aku' yang masih gw inget banget :
Oke, sebelumnya pengakuan dosa dulu, gw pernah shop-lifting, lupa di indomaret apa alfamart deket rumah. Motifnya apa? Cuma pengen tau aja rasanya mencuri dan ga ketahuan tuh gimana. Dan yang gw ambil 'cuma' sebungkus coklat SilverQueen sih, haha. Iya saat abis ngambil dan berhasil, si 'aku' ini bawel, dia minta supaya 'adil' coklatnya ini kasih aja ke pengemis atau ke anak2 kecil yang suka minta2. Walopun ujung2nya gw abisin sendiri dan ga sakit perut dan ga kenapa2 dan rasanya tetep enak, si 'aku' ini tetep aja bawel ya? Btw kalo inget2 lagi, si 'aku' ini mengajarkan gw jadi koruptor yah? Setelah mencuri, dia ngajarin gw untuk 'cuci-tanga' dengan ngasi ke pengemis, supaya ga dosa2 amat lah. Haha.
Si 'aku' juga pernah ngomporin gw. Sebelumnya, minta maaf dulu ke della, maaf ya si 'aku' suka susah di atur, jadi kadang2 kita bertengkar karena hal2 yang ga keliatan. Hehe. Ibarat kalo gw kompor, si 'aku' hobi nyiram bensin. Ketika ada pikiran negatif kecil, dia hobi nambah2in dan akhirnya bikin gw semakin negatif. Entah ke diri sendiri atau ke lingkungan gw. Kadang suka bilang "alah, itu alesan dia aja bud!", atau "liat deh, jelas2 dia boong?". Si 'aku' mesti di ajarin sopan santun rupanya yah!
Si 'aku' juga pernah jadi 'penyelamat' buat gw. Salah satunya pas gw kecelakaan motor kecil di depan Citos. Gw bahkan masi inget, sebelum gw jatoh, sempet ada yang 'teriak' di kepala gw, "ambil kiri! Ada lubang!". Tapi ga sempet, gw jatoh. Berikutnya suara itu 'teriak' lagi, "cepet bangun! Liat belakang, awas ada mobil!" dan dalam sekejap gw ga ngerasain lutut kiri gw yang berdarah-darah, tapi langsung berdiri dan liat belakang, beruntung, mobil di belakang gw agak jauh dan dia udah berhenti. Semua itu terjadi dalam waktu hanya beberapa detik saja. Hebat ya si 'aku' ini.
Gila ya si 'aku' ini, bahkan dia kaya punya otak sendiri yang lebih canggih dan lebih tanggap daripada gw. Lucu ya kalo dibayangin, di dalem badan gw ada 'gw ' agi dan si 'gw' itu punya otak lagi. Aneh. Entah emang gw yang aneh apa semua juga ngerasa sama?
Tapi emang sih, ketika gw 'ngobrol' ma si 'aku', biasanya gw dalam kondisi sangat sadar. Agak susah sih jelasinnya, cuma gw bukan sedang ngigau atau ngayal. Tapi sadar. Gw sadar lagi naik motor, bentar lagi belok, dan di saat bersamaan ada 'seseorang' yang ngajak 'ngobrol' gw.
Gw sadar, si 'aku' ini ga akan pernah berhanti bicara sama gw, ga akan pernah berhenti untuk ikut campur urusan gw. Selama gw masi bisa hidup dan berpikir, dia akan terus hidup. Yang paling gw takutkan adalah ketika dia bisa 'mengendalikan' gw. Dan dia sedang ada di dalam kondisi negatif. Itu bahaya banget. Bahaya karena, bisa bikin gw ambil keputusan2 yang sangat gegabah, dan kadang mungkin bisa merugikan orang lain.
Oot sedikit, tiba2 jadi inget, gw sama della pernah ngomongin, sadar ga sadar dalam melakukan sesuatu. Contohnya, lagi baca buku, ga sadar, tuh buku udah selesai aja dibaca 1 bab, baca, tapi ga sadar apa yang kita baca. Atau, gw naik motor, ga sadar, tiba2 udah nyampe aja. Mungkin ga sih si 'aku' ini yang sedang mengambil alih? Kalo gitu berarti si 'aku' bisa bikin kita dalam keadaan auto-pilot dong yah? Atau yang paling gampang, di MB, pas kita display, main musik, kadang pas udah GPMB, dalam penampilan kita, berapa persen sih kita bener2 mikir? Kalo gw sih, pas udah GPMB gw bisa dibilang tampil dalam kondisi auto-pilot, dengan kata lain, gw udah ga mikirin abis ini main apa, abis ini bentuk chartnya apa, dinamiknya apa. Semua 'pengambilan keputusan' itu terjadi cuma dalam beberapa detik. Dan mungkin hanya beberapa persen, kegiatan berpikir gw ikut ambil bagian. Hmmm, kalo dipikir-pikir, sama juga ya kaya pas gw kecelakaan. Jatoh, dan dengan cepat gw bisa bangun dan waspada sama mobil dari belakang. Mirip ya. Bisa membuat tubuh gw bergerak dan siap hanya dalam beberapa detik aja.
Oke lanjut lagi, dari beberapa blog psikologi yang gw baca, kebanyakan berisi tentang bagaimana caranya 'melawan' si aku, supaya dia ga terlalu negatif sama diri kita dan lingkungan di sekitar kita. Bahwa ketika dia 'dilawan', dia akan semakin lemah. Ketika dia semakin lemah, dia akan kurang berarti dalam pengambilan keputusan kita. Kalo gw ambil kesimpulan dari pengalaman gw sendiri, sebenernya si 'aku' ini, dalam keadaan yang membutuhkan banyak pengambilan keputusan di saat yang sangat singkat, dia bisa sangat membantu dan positif. Tapi, ketika gw lagi dalam keadaan sendiri, ga ada orang lain yang bisa di ajak bicara, dia menjadi sangat aktif, dan lebih sering dalam kondisi negatif. Jadi menurut gw, yang perlu gw pelajari adalah gimana caranya untuk mengajarkan si 'aku' ini hal2 yang baik dan positif. Sama kaya latihan MB, gw membiasakan otot2 di badan gw memukul dengan cara yang benar, roll dengan cara yang benar. Itu otot. Nampaknya tingkat kesadaran kita juga bisa dilatih dengan cara demikian. Jadi ketika kita dihadapkan dengan situasi yang ga sesuai ekspektasi kita, kita bisa melihat keadaan itu dengan lebih jernih dan objektif, tanpa campur tangan si 'aku' yang negatif.
Hmmm, nampaknya mulai tahun ini, gw harus bikin resolusi baru, dan belajar gimana caranya si 'aku' ini di beri makan hal2 yang positif. Ketika gw melakukan hal2 yang positif, seperti membantu orang lain, mengajarkan suatu ilmu baru kepada orang lain, mendapat pujian yang tulus dari orang lain, akan langsung gw bagi ke si 'aku' ini supaya dia terbiasa dengan hal2 yang positif dan tumbuh sebagai sesuatu yang positif di dalam diri gw sendiri.

Powered by Telkomsel BlackBerry®

1 comment:

  1. soal auto-pilot.. iya banget bud hehe.. pas udah line up gw udah 'ga inget apa2' lagi harus gimana. parah. sempet panik sedetik pas gw berusaha nginget bar berapa gt trs ga inget, tapi yaudah lah ya gw percayain aja sama badan gw.

    ReplyDelete