Hutang yang udah lama belum dibayar, sedang dilunasi satu per satu... =D
Bright Eyes - Bowl Of Oranges
The rain had started tapping
On the window near my bed
There was a loophole in my dreaming
So I got out of it
And to my surprise my eyes were wide
And already open
Just my nightstand and my dresser
Where those nightmares had just been
Disini, narrator kaya gambarin tiba2 ada ‘lubang’ di mimpinya yang bikin dia bs bebas jalan2. Jd mgkn maksudnya kaya ada suatu pengalaman dalam hidupnya yg bikin ngerasa dy sadar akan sesuatu dan dapetin insight yang banyak dan baik banget dari pengalamannya itu.
So I dressed myself and left then
Out into the gray streets
But everything seemed different
Completely new to me
The sky, the trees, houses, buildings
Even my own body
And each person I encountered
I couldn't wait to meet
Nah disini, pas dia jalan2 keluar dari mimpinya, dia jalan2 dengan ‘pakaian’ baru, dengan ‘kacamata’ baru, semua yang baru ini yang bikin dia punya perspektif baru dari dunia ini. Dia memandang dunia dengan cara yg bener2 beda dari biasanya, dan itu bikin dia semangat bgt tiap hari.
Kalo dlm hidup nyata, tuh kaya ketemu seseorang yang baru, trus dia minjemin ‘kacamata’ dia, “nih coba deh, liat dari kacamata gw”, yah orang ini jd kaya mengajarkan kita banyak hal, mengajarkan kita memandang dunia dan semua hal yang ada di dalemnya dengan cara yg baru, yg lebih segar. Kaya kalo lo memfoto, biasanya pake film Lucky ISO 1000 B/W, skrg dia minjemin Pro Image ISO 200 yg warna. Dari Cuma item putih dengan kualitas rendah dan grainy terus semua jd lebih berwarna, dan dgn ISO 200 warnanya lebih natural, lebih keluar.
Walopun dengan ISO rendah kita membutuhkan Speed yg lebih lama, dan lebih sulit untuk memfoto di tempat dgn cahaya rendah, yah lebih butuh kesabaran dan keahlian lah. Untuk sesuatu yang lebih baik, lebih ‘berwarna’ dan lebih indah masa kita ga mau ngeluarin sedikit usaha sih? Masa kita ga mau nunggu sebentar aja sih? Sulit memang, tp untuk hasil yg lebih memuaskan, knp ngga?? =D (*curcol mode)
And I came upon a doctor
Who appeared in quite poor health
I said, "There's nothing I can do for you, You can't do for yourself"
He said, "Oh, yes you can, just hold my hand, I think that that would help"
So I sat with him a while
And I asked him how he felt
He said, "I think I'm cured. No, in fact I'm sure of it.
Thank you stranger. For your theraputic smile"
Lalu dia ketemu dokter yang lagi ‘sakit’/dalam keadaan yang kurang baik. Narrator bilang, “maaf, gw ga bisa bantu apa2, anda kan dokter”, dokter blg “oh, lo pasti bisa ko, gw Cuma bth kehadiran lo buat temenin gw, gw ga minta banyak kok”. Dan kemudian si narrator yang total stranger buat si dokter (begitu juga sebaliknya) Cuma duduk menemani sang dokter, sambil tersenyum dan memegng tangan si dokter, anehnya sang dokter merasa lebih baik setelah ditemani.
Moral of the story, seorang yg biasanya diidentikan dengan label orang yg kuat, guru, penolong, atau apapun itu, tetaplah seorang manusia yang bisa merasa ‘sakit’ atau tidak baik. Dan orang2 seperti ini terkadang dalam permasalahnnya membutuhkan hal sederhana saja untuk ‘sembuh’, bahkan dari orang yg baru dia kenal sekalipun. Kalo di lagu ya Cuma duduk sebentar, nemenin, senyum dan semua terasa lebih baik. Di hidup nyata, kita selalu merasa lebih baik kalo ada orang yg nemenin kita, bahkan Cuma denger keluh kesah kita, kita merasa lebih aman kalo ada dia.
Kalo analogi favorit gw dari dulu, “secanggih dan secepat apapun teknologi dan mesin pesawat, pesawat itu tetep butuh daya angkat udara untuk bisa terbang ke tujuannya, ga bisa bergantung sama mesinnya doing”. Pesawat ulang alik di luar angkasa? Atau pesawat satelit? Yap, pesawat secanggih ini pun butuh gaya gravitasi kan untuk tetap ada dalam orbitnya?
Itu yang bikin manusia menjadi ‘benar2’ manusia, kebutuhan akan manusia lain. Terkadang karena kita terlalu sering ngelakuin tugas2 besar, pekerjaan2 berat, kita lupain hal kecil, dan “ah Cuma masalah sepele”, tapi bukankah hal kecil itu yg bikin hidup jd lebih indah? Kalo gw, lebih bisa merasakan emosi dari lukisan, kalo bisa ngerasain grain2 sapuan kuas yg kecil2 dari si pelukis. I love simple things, It makes a big difference for me.
So that's how I learned the lesson
That everyone's alone
And your eyes must do some raining
If you're ever gonna grow
When crying don't help, you can't compose yourself
It's best to compose a poem
An honest verse of longing
Or a simple song of hope
Dari sini si narrator dapet pengalaman berharga, dari kisah si dokter tadi. Bahwa sebenernya se-independen apapun orang, pada dasarnya manusia selalu merasa kesepian.
Ada istilah “men should’n cry”. Tp nyatanya, semakin kita dewasa, kita makin sadar nangis itu hal yg normal. It’s ok to weep ur eyes all the time, if it makes u feel better. It’s quite normal, it makes u still human. Yah kalo menangis ga menolong, lo bisa menuliskan, mencurahkan perasaan lo, ke media yg lo mau, biar gak merugikan orang lain. Lo bisa tulis doa2 dan harapan lo kapan aja, asalkan itu bisa bikin lo lebih baik. Bebas.
That's why I'm singing, baby, don't worry
Because now I've got your back
And every time you feel like crying
I'm gonna try to make you laugh
And if I can't, if it just hurts too bad
Then we'll wait for it to pass
And I will keep you company
Through those days so long and black
Ah, a super cute verse from super genius song writer!! Siapa sih yang ga mau ada orang yang bener2 bersungguh-sungguh nyanyiin line ini dan benar2 melakukannya untuk kita? Liriknya udah tau lah ya artinya? Artinya dalem bgt, dan ga norak. Cm pesan yg mau gw bilang adalah, kadang2 ada masalah yang hanya membutuhkan waktu untuk clear. Ga perlu solusi konkrit apa2, tp yah, tinggal tunggu waktu aja. As simple as that.
We'll keep working on the problem
We know we'll never solve
Of love's uneven remainders
Our lives are fractions of a whole
But if the world could remain within a frame
Like a painting on a wall
Then I think we'd see the beauty then
And stand staring in awe
Kadang kita terlalu sibuk ma masalah2, dan samape bikin stress, disinisi narrator kaya ngajak “coba, pause hidup lo bentar, step back sebentar, lihat, dan amati lg yg udah terjadi pada diri kita dan lingkungan kita” dan dia juga kaya berandai-andai, coba hidup kita bisa di freeze, trus ditaro di frame, dipajang, kita lihat, bahwa sebenernya, walopun terkadang kejam, tapi hidup kita indah loh.
Sesimple apapun lukisan/gambar, dia butuh setidaknya 2 warna. Bener gak? Gak ada yg namanya hitam doang atau putih doang, ga keliatan apa2 dong? Tp kalo kita bikin hitam di atas putih (ato sebaliknya) sebuah bentuk bisa keliatan kan? Bahkan kalo kita bikin ga sekaku itu, kita kasih warna abu2 dengan macem2 gradasinya, semua terlihat semakin nyata kan? Dalam foto hitam putih, yang memberikan unsur realistis justru warna gradasi abu2nya.
lukisan/foto berwarna juga, ada gelap terang. Kalo kita bikin foto, cahayanya terlalu over atau under, juga ga enak diliatnya. Kita butuh warna2 dan cahaya di antara yg paling gelap dan yang paling terang, di antara over dan under. Baru deh tuh foto jd indah. Sama kasusnya kaya warna abu2. That’s why I love grey so much! Bahkan default theme windows gw pake yg classic, dgn gradasi dari item ke putih *OOT.
Yup coba lakukan itu, ‘pause’ hidup lo bentar, liat lagi, liat indahnya dan kita akan sadar bahwa masalah juga punya keindahan dan seninya tersendiri, dan kita akan sangat kagum bgt dgn hal itu. ”Then I think we'd see the beauty then And stand staring in awe”
At our still lives posed
Like a bowl of oranges
Like a story told
By the fault-lines and the soil
Verse terakhir ini adalah kesimpulan dari semua. Ketika kita sadar bahwa kita manusia biasa yg ga sempurna, butuh orang lain, butuh mengakui kelemahan kita, butuh menangis, butuh masalah juga. Trus kita gabungin semua dalam kanvas, kita pajang (t Our Still Lives Posed) kita sadar deh, bahwa masalah dalam hidup itu hal yang biasa dan justru bikin semua jd lebih indah.
Inget, yg bikin indah justru ada macem2 warna, ada gradasi, ada abu2. Bukan hanya hitam putih. When everythings always fine, it is become ‘normal’ right? So, we just have a ‘plain’ live! Ga asik! Yg bikin rollercoaster asik apanya? Naik turunnya, belok beloknya, jungkir baliknya, kapan cepet kapan lambatnya! Bayangin kalo di Dufan rollercoaster nya Cuma lurus aja dgn kecepatang konstan, gw yakin ga laris itu!! garing bgt! haha.
Sesuai judul lagu, life is just like a bowl of oranges, kita ga akan pernah tau kapan kita makan jeruk yg manis atau asem, tp dalam mangkuk kehidupan itu, ga semua jeruk manis. Tp jeruk ya tetap jeruk, mau rasanya kaya apa juga, dia banyak vitaminnya, baik untuk kesehatan kita, ya kan?
Dan favorit line gw juga “by the fault lines”, hebat dia milih kata2nya. Fault-lines, garis putus2, garis yang ga sempurna. Mungkin maksud yg mau disampein tuh, walopun garisnya ga sempurna, tapi ya garis tetep garis, garis itu adalah salah satu bentuk yang…apa ya istilahnya…’punya arah’?? memungkinkan terjadinya suatu perkembangan/progress. A Line Allow A Progress, A Circle Does Not.
Kalo yang masih agak nebak2 itu “Soil”, tanah…mgkn maksudnya ya kaya tanah itu salah satu unsure yang memberikan kehidupan di bumi, kalo kita olah tanah dgn bener bisa mendatangkan manfaat, tapi kalo salah, malah bisa berbahaya…nyambung ga sih?
Yah, hidup itu butuh masalah, dan kalo ada masalah, anggep aja tantangan, gimana mau maju dan berkembang kalo dalem hidup lo ga ada tantangan sama sekali, Cuma jd orang yg hidupnya datar2 aja, orang yg hidupnya terlalu nyaman, cenderung lebih lemah dari yg hidupnya prihatin. Orang yg hidupnya turun naik biasanya lbh kuat, lebih cerdik, lebih kreatif, lebih militant. Syaratnya orang itu orang yg optimis, dan ga pernah nyerah, terus ngotot.
Lagu ini, ada di album Bright Eyes “LIFTED, or The Story Is In The Soil, Keep Your Ears To The Ground” yang dirilis tahun 2002. Sampe sekarang koleksi Bright Eyes gw udah ada “Letting Off The Happiness (1998)”, “Every Day And Every Night (1999)”, “Fevers And Mirrors (2000)”, “Drunk Kid Catholic (2001)”, “LIFTED (2002)”, “I’m Wide Awake, It’s Morning (2005)”, “Motion Sickness (2005)”, “Noise Floor (Rarities from 1998-2005)”, “Cassadaga (2007)”, “Four Winds (2007)”, serta beberapa single yang ga masuk ke album.
Secara musical, lagu ini biasa aja, ga ada unjuk skill kemampuan bermusik, ga ada lick-lick gitar listrik yg penuh tapping, drumnya monoton, vokalnya biasa aja, Cuma ada sedikit iringan dari Flute, Keyboard dan bbrp String, kord lagunya juga kord Major standar yg ‘lurus’ aja, dengan beat yg ceria. Cuma liriknya luar biasa! Sesuatu yg luar biasa di dalem, dibungkus dengan kemasan yg standar aja. Lagu ini gw rate 5 bintang di iTunes, dan sering banget gw puter. Lagu Bright Eyes favorit ke 2 gw setelah First Day Of My Life. Mungkin Connor Oberst (si Vokalis) pas bikin lagunya mikir “ah bikin lagu yg bisa bikin orang mikir ah, tapi simple aja” hahahaha. Itulah indahnya Bright Eyes, butuh usaha lebih untuk paham maksud lagunya, mungkin supaya keindahan alam semesta ga bisa dipahamin dengan mudah oleh orang2 kaya Ariel ataupun Changcuters, hahaha.
yang diutangin pasti seneng *mulai sotoy.
ReplyDeleteabis isinya bagus sihh!! :D
perumpamaan yang kamera oke banget, bud. PAS! dan sederhana. setuju tntg berwarnanya hidup.
yg bagian hidup normal dan aman tentram lala tanpa masalah jg. bayangin kalo rollercoaster ga ada yg bikin deg2an jantung copot blablabla.
sejenak percakapan dgn seorang kawan:
gue: ahh, ga ada naik turunnya?? hahahhaha!
sometimes normal is unusual..
sometimes lhoo..
*membela diri.
HUAHAHAHAHAHAHA!!!
teman: SETUJU!!! ngga normal justru klo semuanya normal, hahaha!
jadi yahh, memang hidup akan jadi lebih hidup kalo banyak warna berceceran (bahasanya ga enak ya? haha)
cakep dahh, bud!