Kmungkinan besar org yang kenal gw, begitu baca judul itu, akan mengira isi postingan ini tentang alasan knp gw jarang banget (hampir ga pernah) beribadah.
Bukan.
Actually, I'm not a atheist, nor agnostic.
I'm (still) a moslem. In my I'd card and...the truth is...on my mind too.
Gw mau minta maaf sebelumnya sama para atheis dan agnostik yg (mgkn) baca blog ini dan mungkin tersinggung. Just wanna share my thought bout thing belief thingy.
Gw sendiri pernah bahas ini sama della. Dan posting ini sendiri terpicu karena obrolan gw sama adan tentang agama.
Awalnya, gw bertanya-tanya, ada ga sih orang yang bener2 atheis? Atau kalopun ada, gmana cara dia berdoa? Dan kemana?
Well sampe skrg, gw masih ga percaya ada orang MURNI atheis. Lebih tepatnya, gw blm pernah ketemu (sepertinya). Mungkin ada. Mungkin jg ga akan pernah ada.
Knp sih org atheis memilih utk jd atheis?
Dan knp gw bs berasumsi ga ada org yg MURNI atheis?o
Asumsi gw berawal dari 'kepercayaan' bahwa salah satu hal yang membuat manusia menjadi manusia adalah, manusia bisa berharap.
Dengan berharap, lo sedang berusaha 'memproyeksikan' diri lo ke masa depan. Dan kemampuan 'proyeksi' ini butuh tingkatan dan proses berfikir yang lebih kompleks. Dan itu yang belum mampu dilakukan oleh hewan.
Lalu, gw setuju banget ma adan. Bahwa (kasarnya) -maaf gw akan sedikit menjudge dan mungkin menggeneralisir- atheisme itu mungkin juga bentuk 'kemalasan' untuk memeluk suatu agama.
Atheisme (mungkin) bentuk 'tawar-menawar' akan ketidakmampuan untuk mengendalikan 'kemalasan' itu.
Pertanyaan yang jamak di ajukan biasanya, "mana buktinya Tuhan itu ada?"
Bagaimana kalau dibalik "mana buktinya Tuhan itu tidak ada?" Apakah karena Tuhan tidak terlihat maka Dia tidak ada? Apa karena Dia tidak 'hadir' dalam masa2 tersulit kita maka Dia tidak ada?
kembali ke pertanyaan gw di awal, "bagaimana orang atheis berdoa dan berharap?".karena berdoa/berharap itu kemungkinannya adalah 'mendekatkan' atau 'menjauhkan'. Dan gw sangat percaya, bahwa berdoa merupakan salah satu 'kebutuhan' mendasar manusia.
Pada saat2 tertentu, gw yakin ada saat2 seseorang membutuhkan 'penolong' yang maha kuat dan dapat diandalkan. Pada dasarnya manusia membutuhkan 'sandaran' vertikal.
Adakalanya seseorang lelah berjalan dalam hidupnya dan dia membutuhkan sedikit waktu 'istirahat' di 'sandaran' vertikal. Jika lo seorang yang (mengaku) atheis, jujurlah, pasti ada suatu saat lo pengen bisa 'berpegangan' pada sesuatu yang sangat...apa ya bahasa indonesianya 'firm'?
Sayang sekali, teman2 gw yg (mengaku) atheis, menjadi atheis sebelum dia (mungkin) belum benar2 berusaha mengenal Tuhan.
Agama hanya di hati? That's bullshit! Total bullshit I think...sorry for the inconvenoence. Agama butuh manifestasi. Agama hanya di hati itu sama kaya lo pacaran tapi tanpa aksi konkrit. Lo sendiri gimana kalo lo sayang ma orang, tp dia cm sayang lewat kata2 doang, tindakannya nol?
Disini gw retweet kata2 adan, "bilang aja lo males solat, selesai urusan!".
Ah cukup muter2nya.
Gw simpulkan aja...
Kalo lo emang ngaku atheis sejati...jgn pernah berharap atau berdoa. Krn klo lo berdoa dan berharap, buat gw lo munafik ga mau ngaku bahwa lo kadang butuh dukungan dari 'The-Unseen-Almighty-Force-Out-There' a.k.a God.
Gw mungkin jg bukan orang yg menjankan agama gw dengan baik. Sangat jauh dari baik, padahal gw sendiri udah pernah mencium Ka'bah dan hajar aswad langsung.
Gw akuin mungkin alesan gw adalah pertama males dan kedua, gw ga mau gw beribadah cuma semata-mata krn itu hal yang di ajarkan dan diwariskan ke gw. Gw mau, ketika gw beribadah gw tau BANGET apa yang gw lakuin. Gw mau ibadah itu kebutuhan gw, bukan kewajiban gw.
Entah, mungkin gw termasuk orang yang munafik jg. Tp sampai sekarang gw percaya (gw repost dari postingan jadul) :
"Lebih baik gw hidup mempercayai bahwa Tuhan itu ada dan ketika mati menemukan bahwa Dia tidak ada. Daripada ketika hidup tidak mempercayai Tuhan, dan ketika mati menemukab bahwa Dia itu ada"
Gw sadar yang gw tulis ini hal yang sangat sensitif dan personal. Memang hal itu semua pihan. Gw hanya mencoba untuk peduli.
Kalo mencuri itu ibarat koreng, ketidakpedulian itu seperti AIDS. Bentuk 'penyakit' yang dalam yang awalnya nampak baik2 saja, namun lama2 menggerogoti pelan2 sampai berakibat fatal.
Terakhir, sedikit 'pembelaan' meminjam judul buku Jeffrey Lang :
-aku beriman, maka aku bertanya-
-semakin aku bertanya, semakin aku beriman-
Powered by Telkomsel BlackBerry®